Musik

Rabu, 04 April 2012

Artikel

Sejarah Atletik

Atletik pada zaman Prasejarah
Sejarah Atletik di dunia dapat kita ketahui pada masa yang sangat lapau, tpatnya pada awal peradaban manusia. Aktivitas Lari, berjalan, sampai melompat, merupakan cikal bakan atletik telah di lakukan dan di praktekkan secara langsung oleh Manusia Purba sebagai sarana menjaga eksistensi atau kelangsungan hidup mereka. Manuasia berlari untuk mengejar buruan yang berupa binatang liaratau sebaliknya melarikan diri untuk bertahan menghindari ancaman dari binatang buas.
Pada perkembangan berikutnya, seiring perkembangan peradaban manusia, Lari, berjalan, melompat menjadi bagian yang penting bagi komunikasi manusia. Para pelari tercepat dalam suatu masyarakat dijadikan pembawa pesan antarkota, bahakan antar negara. Mereka ditugaskan untuk menyampaikan pesan-pesan atau berita penting, atau berbentuk seperti berita perang, dan berita duka.

Atletik pada zaman Yunani Kuno
Dari aktivitas inilah, lahir legenda-legenda tentang para pelari terkenal semacam, Phillpides, 
Dia berlari dari Athena ke Sparta tanpa henti untuk meminta pertolongan saat pasukan Persia menyerang negaranya.
Kisah perlombaan lari tertua di temukan dalam karya seorang pujangga Yunani Kuno bernama Homerus. Dia menceritakan bahwa pada abad ke -12 SM manusia telah melakukan perlombaan lari. Masih menurut Homerus, Archiles adalah Sprinter hebat pertama pertama negeri Yunani. Berdasarkan keterangan ini, lomba lari telah dipraktekkan manusia selama lebih dari 3.000 tahun lalu.
Tidak hanya orang-orang Yunani, Lomba lari cepat (Sprint) pun dilakukan oleh orang-orang Syiria sekitar 5.000 SM. Kegiatan ini menjadi bagian dari festival keagamaan untuk menghormati para dewa yang mereka sembah. Selain dua bangsa ini, para sejarawan pun menduga bahwa pada setiap peradaban, perlombaan lari telah dipraktekkan, hanya saja tidak ada bukti tertulis yang menginformasikan hal tersebut.
Orang-orang Yunani berjasa besar dalam menjadikan Lari sebagai kegiatan Olahraga. Kegiatan ini mereka lakukan sebagai bagian dari ritual persembahan untuk para dewa mereka di Gunung Olimpus. Lambat laun, Lari menjadi Olahraga kegemaran masyarakat Yunani, dan Lari Pun menjadi Bagian dari olahraga Atletik, atletik pun di lembagakan dalam kegiatan olimpiade yang dilaksanakan pertama sekali sekitar tahun 800 SM.

Olimpiade
Pada awal olimpiade di Stadion Olimpus hanya ada satu nomor yang di pertandingkan yaitu Lari 200 Meter. Kemudian ditambah lagi dengan nomor Diolos(400 Meter) dan Dolichos (2.400 Meter). Para pemenang lomba akan dimahkotai dengan serangkaiaan daun dari pohon Zaitun.
Meraka akan dihormati dan dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakat. Konon, seorang Ratu Yunani sempat memilih Suaminya melalui perlombaan Lari Cepat.
Ketika orang-orang Sparta menancapkan kakuasaan di Yunani dan memulai ikut berkompetisi, mereka pun memperkuat pengaruhnya dalam bidang Atletik. Sebagai bangsa yang gemar Perang, merekapun mulai memasuki nomor-nomor khusus, yang sangat kental dengan unsur militer, semacam Lempar Lembing, atau Tombak (Lembing).
Dengan demikian, pertandingan-pertandingan atletik dalam Olimpiade kuno pun semakin hari semakin berkembang dan semakin menarik. Status profesional pun mulai disandang oleh para atlet yang berlomba. Bahkan, atlet dengan prestasi tertinggi akan dibuatkan patung diri sebagai tanda penghargaan dan naiknya status sosial mereka di masyarakat.
Namun perkembangan ini tidak berjalan mulus. Pada 394 SM, pertandingan Olimpiade dilarang oleh Kaisar Theodosius dari kerajaan Romawi. Alasannya, kegiatan tersebut sangat kental dengan praktik-praktik paganisme alias penyembahan berhala.
Atletik, khususnya lari cepat, sebagai cabang olahraga pun semakin cepat menghilang selama beberapa abad lamanya. Walaupun demikian, lari tetap hidup dalam memori banyak orang. Mereka menggambarkannya dalam karya-karya seni.

Atletik Pada Zaman Modern

 Setelah Abad Pertengahan, atletik pun hidup kembali dan mulai dipe\raktikkan oleh sebagian kecil masyarakat, seminsal di negara Italia, Jerman, dan Swedia. Dalam perkembangan selanjutnya orang-orang Inggris lah yang berjasa besar dalam menghidupkan pertandingan Lari, tepatnya pada masa Revolusi Industri. Tidak hanya perlombaan, sejumlah uang pun memulai dijadikan hadia bagi para pemenang.
Sejak masa itulah, lomba lari khususnya dan atletik umumnya, mulai rutin diselenggarakan hingga terlembagakan dalam olimpiade modern sampai sekarang.

Sejarah atletik Indonesia
 
Bermula pada saat Pemerintah Hindia Belanda (di tahun 1930) memasukkan olahraga Atletik sebagai salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di sekolah-sekolah saat itu. Saat itu belum banyak masyarakat mengenal olah raga atletik. Pada tahap awalnya atletik Indonesia hanya dikenal di lingkungan pendidikan saja. Seiring berjalannya waktu, olahraga atletik makin digemari oleh masyarakat Indonesia.
Organisasi yang bernama Nederlands NIAU (Indische Athletiek Unie). Organisasi ini akan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pertandingan-pertandingan Atletik, merupakan organisasi atletik pertama yang dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1930-an di Medan juga didirikan organisasi atletik dengan nama Sumatera Athletiek Bond (SAB). Organisasi ini bertugas dalam menyelenggarakan perlombaan-perlombaan Atletik di sekolah Mulo, HBS dan sekolah swasta lainnya.
Di Pulau Jawa, perkembangan olah raga atletik ditandai dengan berdirinya bermacam organisasi atletik seperti IAC di Jakarta dan ABA di Surakarta. Dalam waktu yang tidak lama, Indonesia berhasil menunjukkan prestasinya dalam bidang atletik di dunia internasional. Beberapa atlet yang berprestasi di awal perkembangan atletik diantaranya: Tomasoa, M. Murbambang, Harun Al Rasyid, Effendi Saleh, Mochtar Saleh, Mohd. Abdulah dan Rorimpandey.
Karena prestasi Indonesia di bidang atletik yang semakin bagus, maka pada tanggal 3 September 1950 di Semarang dibentuklah sebuah organisasi yang menaungi bidang olah raga atletik yang bernama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Eksistensi organisasi ini terbukti dengan berhasilnya diadakan perlombaan altetik pertama di bawah koordinasi PASI pada tahun yang sama.
Saat ini PASI telah berhasil membawa Indonesia memenangkan olah raga cabang atletik di berbagai kompetisi internasional. Puncaknya adalah Sea Games tahun 1987, Indonesia berhasil membawa 17 medali emas. Sampai tahun 2007, prestasi Indonesia terus menurun. Namun PASI tetap berusaha membimbing bibit unggul demi memperbaiki prestasi Indonesia. Akhirnya pada Sea Games Desember 2009, Indonesia berhasil meningkatkan prestasinya dengan membawa 7 medali emas di cabang atletik ini. 7 emas memang belum sebanding dengan tahun 1987, namun PASI yakin di Sea Games berikutnya Indonesia akan menunjukkan prestasi yang lebih baik.

Catatan;
Atletik telah tercatat menjadi induk dari seluruh cabang olahraga. 
Alasanya, karna seluruh usur yang ada di dalam atletik ada di dalam atletik, seperti Speed (Kecepatan), Power (Kekuatan), Endurance (Daya tahan), Flexibility (Kelenturan)